Sabtu, 31 Desember 2011

Kamis, 29 Desember 2011

Sekolah Dasar di Madiun (1)

1. Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah
Kantor: Jl Serayu 74-B MADIUN
2. Madrasah Ibtidaiyah Al Irsyad
Kantor: Jl Merapi 6 MADIUN
3. Madrasah Ibtidaiyah Bakti Ibu
Kantor: Jl Halmahera 50 MADIUN
4. Madrasah Ibtidaiyah Dempelan
Kantor: Jl Dempelan RT 018/03 MADIUN
5. Madrasah Ibtidaiyah Fathul Ulum
Kantor: Jl Tanjung Raya 16 MADIUN

Selasa, 27 Desember 2011

Urutan Nama Para Bupati Kabupaten Madiun (1518-sekarang)

Nama Para Bupati / Wedono Mancanegara Timur di Madiun
Kyai / Ki Ageng Reksogati 1518 – 1568
( Perwakilan Demak / Penyebar Agama Islam )
1. Pangeran Timoer 1568 -1586
( disebut juga Panembahan Rama atau Ronggo Jumeno)
2. Raden Aju Retno Djumilah 1586 – 1590
3. Panembahan Senopati 1590 – 1591
( nama Purabaya dirubah menjadi Mbediun /Mediun )
4. Raden Mas Soemekar 1591 – 1595
5. Pangeran Adipati Pringgolojo 1595 – 1601
6. Raden Mas Bagoes Petak
( Mangkunegoro I )1601 – 1613
7. Pangeran Adipati Mertolojo
( Mangkunegoro II ) 1613 – 1645
8. Pangeran Adipati Balitar Irodikromo
( Mangkunegoro III ) 1645 – 1677 ( terjadi perang Trunojoyo)
9. Pangeran Toemenggoeng Balitar Toemapel 1677 – 1703
10. Raden Ajoe Poeger 1703 – 1704
( terjadi pemberontakan Untung Suropati sehingga RA Puger mengikuti suaminya ke Kraton Kartasura )
11. Pangeran Harjo Balater 1704 – 1709
(Sebagai saudara dan Menggantikan RA Puger)
12. Toemenggoeng Soerowidjojo 1709 – 1725
13. Pangeran Mangkoedipoero 1725 – 1755
( terjadi Palihan Nagari Jogjakarta dan Surakarta, Madiun di bawah Pemerintahan Jogjakarta, kemudian diangkatlah Raden Ronggo Prawiro Sentiko oleh Hamengku Buwono I sebagai Bupati Madiun bergelar Ronggo Prawirodirjo I, berkedudukan di Istana Kranggan )
14. Raden Ronggo Prawirodirdjo I 1755 – 1784
15. Pangeran Raden Mangundirdjo
(Ronggo Prawirodirdjo II ) 1784 – 1795
(Berkedudukan di Istana Kranggan dan Wonosari )
16. Pangeran Raden Ronggo Prawirodirdjo III 1795 – 1810
(Berkedudukan di Istana Wonosari, Maospati dan Jogjakarta)
17. Pangeran Dipokoesoemo 1810 – 1820
18. Raden Ronggo Prawirodiningrat 1820 – 1822
( beliau saudara lain ibu dari Bagus Sentot Prawirodirjo )
19. Raden Toemenggoeng Tirtoprodjo 1822 – 1861
20. Raden Mas Toemenggoeng Ronggo Harjo Notodiningrat 1861 – 1869
( karena kekuasaan Belanda, Bupati Notodiningrat hanya menjadi Kepala Kantor Pemerintahan Kolonial / Rijkbestuur )
21. R.M. Toemenggoeng Adipati Sosronegoro 1869 – 1879
( sebagai Rijsbestuur )
22. Raden Mas Toemenggoeng Sosrodiningrat 1879 – 1885
( Belanda membagi Karesidenan Madiun menjadi lima regenschappen yang masing-masing punya kedudukan yang sama, yaitu Madiun, Magetan, Ngawi , Ponorogo dan Pacitan )
23. Raden Arjo Adipati Brotodiningrat 1885 – 1900
24. Raden Arjo Toemenggoeng Koesnodiningrat 1900 – 1929
( muncul sekolah-sekolah formal di desa yang dikenal sebagai Volk School selanjutnya disebut Vervolk School selam 2 tahun, tahun 1912 dibuka di Kertohardjo yaitu Sekolah Kartini. Tahun 1918, Kabupaten Madiun di pisah dengan wilayah perkotaan setelah adanya Gemeente Ordonatie berdasr Peraturan Pemerintah 20 Juni 1918. )
25. R.M. Toemenggoeng Ronggo Koesmen 1929 – 1937
26. R.M. Toemenggoeng Ronggo Koesnindar 1937 – 1953
( Jepang masuk ke Madiun )
27. Raden Mas Toemengoeng Harsojo Brotodiningrat 1954-1956
28. Raden Sampoerno 1956 – 1962
( sebagai Pejabat Bupati )
29. Kardiono, BA 1962 – 1965
( Partai Komunis Indonesia mendapat suara terbanyak dan calon Bupatinya R. Kardiono )
30. Mas Soewandi 1965 – 1967
31. H. Saleh Hassan 1967 – 1973
32. H. Slamet Hardjooetomo 1973 – 1978
33. H. Djajadi 1978 – 1983
34. Drs. H. Bambang Koesbandono 1983 – 1988
35. Ir. S. Kadiono 1988 – 1998
36. R. H. Djunaedi Mahendra, SH. M.Si 1998 – 2008
37. H. Muhtarom, S.Sos 2008-sekarang

KNOWING MADIUN AND BE THERE

Urutan Walikota Madiun (1927-Sekarang)

Pada awalnya, walikota (burgemeester) dirangkap oleh asisten residen merangkap sebagai voor setter, yang pertama yaitu Ir. W. M. Ingenlijf, yang selanjutnya diganti oleh Demaand hingga tahun 1927. Setelah tahun 1927 sampai dengan sekarang, urut-urutan walikota yang pernah memimpin Kota Madiun adalah sebagai berikut :
1. Mr. K. A. Schotman
2. Boerstra
3. Mr. Van dijk
4. Mr. Ali Sastro Amidjojo
5. Dr. Mr. R. M. Soebroto
6. Mr. R. Soesanto Tirtoprodjo
7. Soedibjo
8. R. Poerbo Sisworo
9. Soepardi
10. R. Mochamad
11. R. M. Soediono
12. R. Singgih
13. R. Moentoro
14. R. Moestadjab
15. R. Roeslan Wongsokoesoemo
16. R. Soepardi
17. Soemadi
18. Joebagjo
19. Pd. Walikota R. Roekito, BA
20. Drs. Imam Soenardji ( 1968 s.d. 1974 )
21. Achmad Dawaki, BA ( 1974 s.d. 1979 )
22. Drs. Marsoedi ( 1979 s.d. 1989 )
23. Drs. Masdra M. Jasin ( 1989 s.d. 1994 )
24. Drs. Bambang Pamoedjo ( 1994 s.d. 1999 )
25. Drs. H. Achmad Ali ( 1999 s.d. 2004 )
26. H. Kokok Raya, SH, M.Hum ( 2004 s.d. 2009 )
27. H. Bambang Irianto, SH, MM (2009 s.d. Sekarang )

Sumber : Satriotomo's Blog

KNOWING MADIUN AND BE THERE

Senin, 26 Desember 2011

Minggu, 25 Desember 2011

Senin, 19 Desember 2011

Info Jarak Antar kota (Keberangkatan dari Surabaya)

Keberangkatan dari Surabaya

Area Jawa Timur

Kota Perkiraan Jarak Kota Perkiraan Jarak
Bangil 49 km Malang 97 km
Banyuwangi 293 km Magetan 274 km
Batu 117 km Mojokerto 55 km
Besuki 157 km Ngawi 183 km
Blitar 188 km Nganjuk 121 km
Bojonegoro 103 km Pacet 67 km
Bondowoso 231 km Paiton 138 km
Gunung Kawi 145 km Pasuruan 64 km
Gunung Bromo 127 km Ponorogo 201 km
Gresik 20 km Probolinggo 102 km
Jember 198 km Rembang 244 km
Jombang 85 km Sidoarjo 37 km
Kediri 125 km Situbondo 205 km
Ketapang 301 km Trawas 70 km
Lamongan 53 km Tretes 65 km
Lumajang 154 km Trenggalek 229 km
Madiun 171 km Tuban 108 km

Area Jawa Tengah + Yogyakarta:

Kota Perkiraan Jarak Kota Perkiraan Jarak
Bantul 370 km Purwokerto 490 km
Boyolali 310 km Rembang 244 km
Blora 190 km Salatiga 320 km
Demak 275 km Semarang 301 km
Jepara 300 km Solo 270 km
Klaten 310 km Sragen 225 km
Kudus 260 km Tegal 480 km
Magelang 390 km Wonogiri 290 km
Pati 230 km Wonosobo 425 km
Pekalongan 410 km Yogyakarta 350 km

Area Jawa Barat & DKI Jakarta :

Kota Perkiraan Jarak Kota Perkiraan Jarak
Bandung 680 km Jakarta 800 km
Bogor 660 km Sukabumi 550 km
Cirebon 550 km Tangerang 830 km

Area Madura :

Kota Perkiraan Jarak Kota Perkiraan Jarak
Bangkalan 160 km Sampang 98 km
Kamal 100 km Sumenep 197 km
Pamekasan 130 km

Area Bali :

Kota Perkiraan Jarak Kota Perkiraan Jarak
Denpasar 440 km Singaraja 410 km
Gianyar 510 km Tabanan 415 km
Informasi tambahan : Perkiraan jarak berdasarkan data dari internet dan informasi lainnya.




Minggu, 18 Desember 2011

Alamat Mall. Pasar, BUMN, dan Bank di Madiun

  • Pasar Raya Sri Ratu Jl. Pahlawan
  • Matahari Dept. Store Jl. Pahlawan
  • Timbul Jaya Plaza Jl. Pahlawan
  • CarreFour Jl. Basuki Rachmat
  • Pasar Besar Jl. PB Sudirman
  • Pasar Sleko Jl. Trunojoyo
  • Pasar Lama Jl. Kutai
  • Pasar Mojorejo Jl. Mastrip
  • Pasar Manisrejo Jl. Tanjung Raya
  • Pasar Srijaya Jl. Pelita Tama
  • Pasar Srijaya Baru Jl. Diponegoro
  • Pasar Logam Jl. Imam Bonjol
  • Pasar Bunga Komplek Stadion Wilis
  • Pasar Kojo Jl. Setia Budi
  • Pasar Hewan Jl. Metesih
  • Pasar Sepoor Jl. Pahlawan
  • Pasar Sonokeling Jl. Mayjen Sungkono
  • Pasar Manguharjo Jl. Urip Sumoharjo
  • Pasar Patihan Jl. Mendut
  • Pabrik Gula RejoAgung Jl. Yos Sudarso
  • PT. INKA MADIUN Jl. Yos Sudarso 71
  • Bank BTN Jl. H. Agus Salim 90/84
  • Bank BCA Jl. P. Sudirman
  • Bank DANAMON Jl. Cokroaminoto 124
  • BTPN MADIUN Jl. Salak 65
  • BANK BRI Jl. Pahlawan 50
  • BANK LIPPO Jl. Pahlawan 58
  • BANK MANDIRI Jl. Pahlawan 29
  • PT. TELKOM MADIUN Jl. Pahlawan 54
  • PERTAMINA UPMSV Jl. Yos Sudarso 71
  • PT. KA.DAOP VII MADIUN Jl. Kompol Sunaryo 14

Kamis, 15 Desember 2011

Telaga Sarangan

Telaga Sarangan yang juga dikenal sebagai telaga pasir ini adalah sebuah  telaga alami yang terletak di kaki Gunung Lawu, di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Berjarak sekitar 16 kilometer arah barat kota Magetan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektar dan berkedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 18 hingga 25 derajat Celsius, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Meskipun letaknya di Kabupaten Magetan, tetapi karena jaraknya yang relatif tidak terlalu jauh dari Madiun, membuat tempat wisata ini seolah-olah menjadi satu paket dengan kunjungan wisata ke kota Madiun.
Knowing Madiun and Be There

Selasa, 13 Desember 2011

PDRB Kota Madiun (data BPS 2007)


Display Ekonomi PDRB Kota Madiun


Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah ( Harga Konstant )

Sektor Tahun
2007 2006 2005 2004
Rupiah (juta) % Rupiah (juta) % Rupiah (juta) % Rupiah (juta) %
Pertanian 21.383 2,15 21.375 2,28 21.177 2,38 20.977 2,48
Pertambangan 290 0,03 283 0,03 283 0,03 284 0,03
Industri Pengolahan 238.802 23,99 227.937 24,31 217.937 24,51 209.544 24,76
Listrik dan Air Bersih 19.794 1,99 18.372 1,96 17.105 1,92 15.966 1,89
Bangunan 133.238 13,39 123.139 13,13 117.074 13,16 111.348 13,16
Perdagangan, Hotel, Restoran 201.485 20,25 193.101 20,60 180.456 20,29 169.264 20,00
Angkutan/Komunikasi 131.610 13,22 118.725 12,66 109.732 12,34 101.437 11,99
Bank/Keu/Perum 99.966 10,04 95.737 10,21 91.118 10,25 87.012 10,28
Jasa 148.647 14,94 138.905 14,82 134.440 15,12 130.343 15,40
Total 995.215 100 937.574 100 889.323 100 846.174 100
Laju Pertumbuhan   -   -   -   -

Sumber Data:
Kota Madiun Dalam Angka 2007
Badan Pusat Statistik Kota Madiun
Update 8-3-2011

Asal Mula nama Kota Madiun

Sultan Trenggono adalah Sultan Demak ketiga, sekaligus juga yang terakhir. Beliau mangkat pada tahun 1546 di medan perang dalam usahanya menaklukkan daerah Pasuruan di Jawa Timur. Peristiwa tersebut membawa akibat timbulnya perang saudara antar keturunan daerah Demak untuk memperebutkan tahta kerajaan.
Sultan Prawata, putra sulung Sultan Trenggono gugur dalam perebutan tahta itu. Tinggallah Pangeran Hadiri dan Pangeran Adiwijaya. Keduanya sama-sama menantu dari Sultan Trenggono. Yang keluar sebagai pemenangnya adalah Pangeran Adiwijaya.
Atas restu Sunan Kudus, Pangeran Adiwijaya ditetapkan sebagai Sultan dan menetapkan Pajang sebagai pusat kerajaan. Bersamaan dengan penobatan Sultan Adiwijaya, dilantik pula adik ipar sultan, yaitu putra bungsu Sultan Trenggonoyang bernama Pangeran Timur sebagai Bupati di Purabaya yang sekarang disebut Kabupaten Madiun.
Setelah Pangeran Adiwijaya mangkat karena usianya yang sudah tua, pusat pemerintahan berpindah ke Kerajaan Mataram yang didirikan oleh Danang Sutowijoyo atau yang lebih populer disebut Panembahan Senopati. Ia adalah putra sulung Pangeran Adiwijaya. Konon, Panembahan Senopati berwajah tampan, kemauannya keras dan pandai berperang. Sebagai seorang raja besar, Panembahan Senopati bercita-cita hendak menaklukkan para bupati di seluruh Tanah Jawa di bawah panji-panji Mataram.
Terkisahlah Pangeran Timur setelah menjadi bupati di Purabaya. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana. Rakyatnya aman dan makmur. Ia disenangi oleh para bupati di Jawa Timur. Dalam memerintah, ia dikenal dengan sebutan Pangeran Ronggo Jumenoatau panembahan Mediyun. Dari kata Panembahan yang berasal dari kata adsar sembah sudah jelas bahwa Pangeran Timur memiliki kedudukan yang lebih dibanding para bupati yang lain karena kepadanya orang menghaturkan sembah. Mungkin karena Pangeran Timur masih keturunan Raja Demak Bintoro.
Beberapa bupati yang bersekutu dengan Pangeran Timur di Purabaya yang tidka tunduk pada kekuasaan Mataram adalah Surabaya, Ponorogo, Pasuruan, Kediri, Kedu, Brebek, Pakis, Kertosono, Ngrowo (Tulungagung), Blitar, Trenggalek, Tulung (Caruban), dan Jogorogo.
Panembahan Senopati pernah menyerang Purabaya dua kali, namun gagal. Dalam penyerangannya yang ketiga, Panembahan Senopati mengambil langkah-langkah yang menyangkut siasat dan strategi. Para prajurit dibekali dengan kemampuan dan keterampilan dalam mempergunakan senjata (keris, pedang, tombak, panah) dan ketangkasan menunggang kuda serta mengendalikan kuda.
Pasukan Panembahan Sneopati dibagi menjadi pasukan inti dan pasukan kelas dua. Untuk mengecoh lawan, pasukan kelas dua dilengkapi dengan segala atribut kebesaran perang: genderang, panji-panji, dan umbul-umbul. Pasukan ini tugasnya mengepung Purabaya dan datang dari arah yang berlawanan.
Dalam penyarangan yang dijalankan oleh Panembahan Senopati dibantu oleh dua orang penasihat ahli perang, yaitu Ki Juru Mertani dan Ki Panjawi.
Siasat pertama yang dijalankan oleh Panembahan Senopati adalah mengutus seorang istri/selirnya yang amat dikasihinya untuk berpura-pura tunduk pada pemerintahan Pangeran Timur di Purabaya. Tentulah Pangeran Timur bergirang hati. Diterimanya tanda tunduk dari Mataram. Melihat peristiwa itu, beberapa bupati yang menjadi sekutu Purabaya lengkap dengan prajuritnya yang telah lama bersiaga di Purabaya mulai pulang ke daerah masing-masing. Kabupaten Purabaya dinyatakan dalam keadaan aman dan tenang oleh Pangeran Timur.
Dalam suasana seperti itu, prajurit sandi Mataram segera menghadap Panembahan Senopati di Mataram. Akhirnya dengan pertimbangan yang masak, Panembahan Senopati memimpin prajurit Mataram untuk menyerang Kabupaten Purabaya dari berbagai arah.
Mendapat serangan tiba-tiba dari Mataram, Raden Ayu Retno Jumilah segera mengangkat senjata memimpin para prajurit Purabaya untuk melawan prajurit Mataram, ia masih putri Pangeran Timur. Purabaya yang telah ditinggalkan oleh para sekutunya menghadapi serbuan Panembahan Senopati dipertahankan sepenuhnya oleh pasukan sendiri, itupun yang mereka lawan adalah pasukan kelas dua.
Tanpa mendapat perlawanan yang berarti, pasukan inti Mataram segera menyerbu pusat pertahanan terakhir yang berada di kompleks istana Kabupaten Purabaya. Pasukan pertama bertugas melindungi keluarga dan istana. Mereka bertempur dengan gagah berani melawan pasukan inti Mataram. Pertempuran yang sangat sengit itu terjadi di sekitar sendang di dalam kompleks istana.
Kabupaten Purabaya akhirnya runtuh pada tahun 1590. Untuk mengenang peristiwa itu, Panembahan Senopati mengubah nama Purabaya menjadi Mbedi Ayun (Mbedi = mbeji = beji dalam bahasa Jawa berarti sendang. Ayun berarti depan atau dapat juga berarti perang. Mbedi Ayun berarti perang di sekitar sendang). Kata Mbedi Ayun akhirnya mengalami perubahan ucapan menjadi Mbediyun, kemudian berubah lagi menjadi Mediyun dan yang terahir adalah Madiun. Konon perang besar itu berakhir pada hari Jumat Legi tanggal 16 November 1590 Masehi, sekaligus ditandai sebagai penggantian nama Purabaya menjadi Madiun
Sumber : cah-java.blogspot.com

Minggu, 11 Desember 2011

Sabtu, 10 Desember 2011

Madiun Tempo Doeloe (Foto) 2

Jalur Kereta api Ponorogo lewat Slahung

Pembuatan Jembatan Slahung - Ponorogo

Banjir di Jalan Pahlawan thn 1979

RSUD Dr Soedono thn 1961

Stasiun Ponorogo Tempo dulu

Tugu dilihat dari pojok Bogowonto

SMA Negeri2 Madiun Tempo dulu

Knowing Madiun and Be there

Jumat, 09 Desember 2011

Brem Madiun



Sudah pernah menikmati brem Madiun ? Brem adalah sejenis makanan khas Madiun dengan rasa yang unik. BremMadiun memiliki rasa manis atau manis keasaman, tekstur padat , kering tidak lembek, warna putih kekuningan sampai kuning kecoklatan serta mudah hancur di mulut. Sensasi makanan ini muncul ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap meninggalkan rasa "semriwing" di lidah.

Kamis, 08 Desember 2011

Selamat Datang di Madiun Info

Hai .....
Mulai hari ini kamu semua dapat menikmati secara berkala segala informasi tentang Madiun di blog ini. Segala informasi mulai dari Kondisi kota, cuaca, tempat wisata, hotel, kuliner, budaya, pemerintahan, demografi dan kependudukan akan kami usahakan bisa kamu dapatkan secara up to date. Mau pesen makanan khas Madiun dari kami juga boleh, harga bisa diatur. Ikuti terus blog ini dan jangan lupa kasih komen....ya...
Knowing Madiun and Be There !