Kyai / Ki Ageng Reksogati 1518 – 1568
( Perwakilan Demak / Penyebar Agama Islam )
1. Pangeran Timoer 1568 -1586
( disebut juga Panembahan Rama atau Ronggo Jumeno)
2. Raden Aju Retno Djumilah 1586 – 1590
3. Panembahan Senopati 1590 – 1591
( nama Purabaya dirubah menjadi Mbediun /Mediun )
4. Raden Mas Soemekar 1591 – 1595
5. Pangeran Adipati Pringgolojo 1595 – 1601
6. Raden Mas Bagoes Petak
( Mangkunegoro I )1601 – 1613
7. Pangeran Adipati Mertolojo
( Mangkunegoro II ) 1613 – 1645
8. Pangeran Adipati Balitar Irodikromo
( Mangkunegoro III ) 1645 – 1677 ( terjadi perang Trunojoyo)
9. Pangeran Toemenggoeng Balitar Toemapel 1677 – 1703
10. Raden Ajoe Poeger 1703 – 1704
( terjadi pemberontakan Untung Suropati sehingga RA Puger mengikuti suaminya ke Kraton Kartasura )
11. Pangeran Harjo Balater 1704 – 1709
(Sebagai saudara dan Menggantikan RA Puger)
12. Toemenggoeng Soerowidjojo 1709 – 1725
13. Pangeran Mangkoedipoero 1725 – 1755
( terjadi Palihan Nagari Jogjakarta dan Surakarta, Madiun di bawah Pemerintahan Jogjakarta, kemudian diangkatlah Raden Ronggo Prawiro Sentiko oleh Hamengku Buwono I sebagai Bupati Madiun bergelar Ronggo Prawirodirjo I, berkedudukan di Istana Kranggan )
14. Raden Ronggo Prawirodirdjo I 1755 – 1784
15. Pangeran Raden Mangundirdjo
(Ronggo Prawirodirdjo II ) 1784 – 1795
(Berkedudukan di Istana Kranggan dan Wonosari )
16. Pangeran Raden Ronggo Prawirodirdjo III 1795 – 1810
(Berkedudukan di Istana Wonosari, Maospati dan Jogjakarta)
17. Pangeran Dipokoesoemo 1810 – 1820
18. Raden Ronggo Prawirodiningrat 1820 – 1822
( beliau saudara lain ibu dari Bagus Sentot Prawirodirjo )
19. Raden Toemenggoeng Tirtoprodjo 1822 – 1861
20. Raden Mas Toemenggoeng Ronggo Harjo Notodiningrat 1861 – 1869
( karena kekuasaan Belanda, Bupati Notodiningrat hanya menjadi Kepala Kantor Pemerintahan Kolonial / Rijkbestuur )
21. R.M. Toemenggoeng Adipati Sosronegoro 1869 – 1879
( sebagai Rijsbestuur )
22. Raden Mas Toemenggoeng Sosrodiningrat 1879 – 1885
( Belanda membagi Karesidenan Madiun menjadi lima regenschappen yang masing-masing punya kedudukan yang sama, yaitu Madiun, Magetan, Ngawi , Ponorogo dan Pacitan )
23. Raden Arjo Adipati Brotodiningrat 1885 – 1900
24. Raden Arjo Toemenggoeng Koesnodiningrat 1900 – 1929
( muncul sekolah-sekolah formal di desa yang dikenal sebagai Volk School selanjutnya disebut Vervolk School selam 2 tahun, tahun 1912 dibuka di Kertohardjo yaitu Sekolah Kartini. Tahun 1918, Kabupaten Madiun di pisah dengan wilayah perkotaan setelah adanya Gemeente Ordonatie berdasr Peraturan Pemerintah 20 Juni 1918. )
25. R.M. Toemenggoeng Ronggo Koesmen 1929 – 1937
26. R.M. Toemenggoeng Ronggo Koesnindar 1937 – 1953
( Jepang masuk ke Madiun )
27. Raden Mas Toemengoeng Harsojo Brotodiningrat 1954-1956
28. Raden Sampoerno 1956 – 1962
( sebagai Pejabat Bupati )
29. Kardiono, BA 1962 – 1965
( Partai Komunis Indonesia mendapat suara terbanyak dan calon Bupatinya R. Kardiono )
30. Mas Soewandi 1965 – 1967
31. H. Saleh Hassan 1967 – 1973
32. H. Slamet Hardjooetomo 1973 – 1978
33. H. Djajadi 1978 – 1983
34. Drs. H. Bambang Koesbandono 1983 – 1988
35. Ir. S. Kadiono 1988 – 1998
36. R. H. Djunaedi Mahendra, SH. M.Si 1998 – 2008
37. H. Muhtarom, S.Sos 2008-sekarang
KNOWING MADIUN AND BE THERE
0 komentar:
Posting Komentar