Magetan - Permintaan Jeruk Pamelo yang merupakan jeruk asli Kabupaten
Magetan, Jawa Timur, meningkat hingga 50 persen menjelang perayaan tahun
baru China atau Imlek Tahun 2012 yang sesuai dengan Tahun 2563 dalam
penanggalan China.
Salah satu petani Jeruk Pamelo di sentra
produksi Kelurahan Takeran, Kecamatan Takeran, Magetan, Kamiran,
mengatakan, peningkatan permintaan terjadi sejak tiga hari terakhir.
Kebanyakan yang mencari adalah warga keturunan Tionghoa yang berasal
dari wilayah eks-Keresidenan Madiun hingga kota besar seperti Surabaya
dan Malang.
"Sejak beberapa hari terakhir, permintaan
meningkat drastis. Dalam sehari saya bisa menjual atau mengirim jeruk
sebanyak 2.500 hingga 3.000 biji. Jeruk-jeruk ini akan disajikan sebagai
persembahan doa saat Imlek," ujar Kamiran kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia, Jeruk Pamelo yang diinginkan untuk oleh warga Tionghoa
ini adalah jeruk yang ditangkainya ada daunnya. Sehingga pihaknya harus
memilih karena tidak semua jeruk memiliki tangkai dan daun.
"Warga keturuan Tionghoa tersebut ada yang datang sendiri ke kebun,
namun ada juga yang order untuk dikirim ke sejumlah kota besar seperti
Jakarta, Bandung, dan Surabaya," kata dia.
Untuk harga,
pihaknya mematok Rp5.000 setiap bijinya. Namun, harga ini bisa meningkat
menjadi Rp10.000 hingga Rp15.000 per biji saat di kota besar dan
mendekati Hari Raya Imlek nanti.
Hal yang sama juga dialami
oleh petani Jeruk Pamelo lainnya, Harjo Tekad. Pesanan Jeruk Pamelo
sebagai jeruk Imlek yang tangkainya memiliki daun, cukup banyak
menjelang imlek.
"Warga keturunan Tionghoa biasanya datang
dari Madiun, bahkan dari jauh seperti Malang dan Surabaya. Ke sini untuk
membeli langsung dari kebun dan hanya mau membeli jeruk yang tangkainya
ada daunnya," kata Harjo.
Per bijinya ia menjual dengan
harga yang sama, yakni Rp5.000. Harga ini naik jika dibandingkan dengan
jeruk biasa yang tidak memiliki daun pada tangkai. Untuk Jeruk Pamelo
biasa hanya Rp3.000 per biji. (*)
Sumber : Open Madiun
0 komentar:
Posting Komentar