Nasi Jotos biasanya dijual di warung-warung di sore hari hingga malam hari dan merupakan tempat yang cukup familiar bagi warga Madiun untuk kongkow-kongkow di sore / malam hari. Kalau di daerah Jogja / Solo, tempat semacam ini biasa disebut dengan angkringan, dengan menu yang hampir sama tapi dengan sebutan yang berbeda : Nasi Kucing atau Sego Kucing. Kalau Dibungkus sejumput-kecil di Bali disebut nasi jinggo. Di Tegal orang bilang nasi ponggol, di Pati orang menyebut Nasi Gandul, di Pekalongan di sebut Nasi Megono. Di Cirebon dibungkus daun jati dengan nama nasi jamblang, atau yang dibungkus dengan daun pisang selagi hangat yang disebut dengan nasi timbel.
Ada beberapa tempat di Madiun yang terkenal dengan kelezatan nasi jotosnya seperti di Jalan Mangga, Jalan Salak, MT Haryono, Mayjend Pandjaitan yang akan kita review di artikel kulinari berikutnya di blog Madiun Info ini.
Warung nasi jotos biasanya menjadi satu dengan warung kopi dan minuman lainnya dengan menu tambahan seperti dadih, rempeyek, tempe goreng, kemudian berbagai jenis jerohan yang digoreng. Warung nasi jotos menurut saya merupakan warung yang guyub, karena biasanya terjadi interaksi antar pengunjung dengan ngobrol bareng. Suasana kongkow ini merupakan salah satu kekuatan dan daya tarik dari bisnis warung nasi jotos. Beberapa penjual nasi jotos yang saya lihat merupakan penjual yang pandai melemparkan beberapa bahan obrolan di sela-sela melayani pembeli yang mengelilinginya. Ingin coba ?
0 komentar:
Posting Komentar